
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberi
nasehat pada Ibnu 'Abbas -radhiyallahu 'anhuma-,
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.”[1] Yang
dimaksud menjaga Allah di sini adalah menjaga batasan-batasan,
hak-hak, perintah, dan larangan-larangan Allah. Yaitu
seseorang menjaganya dengan melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya,
dan tidak melampaui batas dari batasan-Nya (berupa perintah maupun larangan
Allah).
Keutamaan
dari seseorang yang menjaga hak Allah, di antaranya Allah akan memberikan
penjagaan pada dirinya ketika ia di usia senja. Ketika muda, ia taat
mengerjakan shalat di masjid, ia rajin menghadiri majelis ilmu dan mendalami
Islam, balasannya Allah akan menjaga pendengaran, penglihatan, kekuatan dan
kecerdasannya meskipun ia sudah berusia di atas 60 tahun bahkan 100 tahun.
Kisah-kisah berikut sebagai buktinya.
Sebagaimana
kami pernah membaca dalam salah satu buku fiqh madzhab Syafi’i, matan Abi
Syuja’. Dalam buku tersebut diceritakan mengenai penulis matan yaitu Al Qodhi
Abu Syuja’ (Ahmad bin Al Husain bin Ahmad Asy Syafi’irahimahullah
Ta’ala). Perlu diketahui bahwa beliau adalah di antara ulama yang
mati di usia sangat tua. Umur beliau ketika meninggal dunia adalah 160 tahun
(433-596 Hijriyah). Beliau terkenal sangat dermawan dan zuhud. Beliau sudah
diberi jabatan sebagai qodhi pada usia belia yaitu 14 tahun. Keadaan beliau di
usia senja (di atas 100 tahun), masih dalam keadaan sehat wal afiat. Begitu
pula ketika usia senja semacam itu, beliau masih diberikan kecerdasan. Tahukah
Anda apa rahasianya? Beliau tidakk punya tips khusus untuk rutin olahraga atau
yang lainnya. Namun perhatikan apa tips beliau, “Aku selalu menjaga anggota
badanku ini dari bermaksiat pada Allah di waktu mudaku, maka Allah pun menjaga
anggota badanku ini di waktu tuaku.” Cobalah lihat, beliau bukanlah
memberikan kita tips untuk banyak olahraga. Namun apa tips beliau? Yaitu taat
pada Allah dan menjauhi segala maksiat di waktu muda.[2]
Ibnu
Rajab rahimahullah juga pernah menceritakan bahwa
sebagian ulama ada yang sudah berusia di atas 100 tahun. Namun ketika itu,
mereka masih diberi kekuatan dan kecerdasan. Coba bayangkan bagaimana dengan
keadaan orang-orang saat ini yang berusia seperti itu? Diceritakan bahwa di
antara ulama tersebut pernah melompat dengan lompatan yang amat jauh. Kenapa
bisa seperti itu? Ulama tersebut mengatakan, “Anggota badan ini selalu aku
jaga agar jangan sampai berbuat maksiat di kala aku muda. Balasannya, Allah
menjaga anggota badanku ini di waktu tuaku.”Namun ada orang yang
sebaliknya, sudah berusia senja, jompo dan biasa mengemis pada manusia. Para
ulama pun mengatakan tentang orang tersebut, “Inilah
orang yang selalu melalaikan hak Allah di waktu mudanya, maka Allah pun
melalaikan dirinya di waktu tuanya.”[3]
Wallahu
waliyyut taufiq.
@ Sabic Lab,
Riyadh KSA, 18 Dzulhijjah 1432 H
Penulis:
Muhammad Abduh Tuasikal